JENEPONTO, SULSEL - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jeneponto menggelar Rapat koordinasi (Rakor) Sosialisasi Gerakan 10.000 Pintu pada Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak Tahun 2024.
Kegiatan tersebut berlangsung di aula Kantor Bupati Jeneponto, Jl. Lanto Daeng Pasewang, Kecamatan Binamu, Minggu (24/11/2024). Dihadiri Ketua KPU Jeneponto, Asming Syarif, Kordiv Parmas, Sosdiklih dan SDM, Hasrullah Hafid, serta staf sekertariat KPU dan jajaran PPK, PPS se-Kabupaten Jeneponto.
Kegiatan ini, secara resmi dibuka oleh Ketua KPU Jeneponto. Asming mengatakan, tujuan daripada kegiatan ini untuk mengajak pemilih datang ke TPS menyalurkan hak suaranya di tanggal 27 November.
"Perkenalkan diri teman-teman kepada pemilih dengan baik dan sopan. Sampai kepada mereka bahwa kita punya program Gerakan 10.000 Pintu, " ungkapnya.
Namun, Asming menekankan kepada PPS untuk tidak mengambil gerakan tambahan di masa tenang ini. Sampaikan kepada pemilih bahwa silahkan memilih salah satu pasangan calon di TPS sesuai pilihan hatinya masing-masing.
"Saya minta dan saya tekankan kepada teman-teman PPS jangan nakal, hati-hati teman-teman jangan melakukan gerakan tambahan. Ingat bahwa ini sudah masa tenang, " tegas Asming.
Baca juga:
Zainal Bintang: Fahmi Idris yang Saya Kenal
|
"Inilah pentingnya sosialisasi kita ini untuk mengajak masyarakat untuk datang ke TPS. Sekaligus mengidentifikasi C-pemberitahuannya dan KTPelnya, " sambung Asming.
Hal ini salah satu strategi KPU Jeneponto dalam rangka meningkatkan partisipasi pemilih. Dimana kata Asming bahwa pemilu lalu partisipasi pemilih kurang dari 80℅. Sementara pada Pikada 2018 lalu, partisipasi pemilih diangka 82℅.
Baca juga:
Tony Rosyid: Berebut Warga NU
|
"Nah mudah-mudahan di pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2024 ini, juga bisa mencapai diangka 80% atau diatasnya lagi, " harapnya.
Menurut dia, semakin tinggi tingkat partisipasi pemilih maka letimigasi kekuasan bagi pemimpin yang terpilih, itu juga akan semakin kuat, pungkasnya.
Semetara itu, Kordiv Parmas, Sosdiklih dan SDM KPU Jeneponto, Hasrullah Hafid menambahkan, istilah ini kalau dalam bahasa Inggris door to door. Artinya, teman-teman PPS dari rumah ke rumah atau mendatangi rumah pemilih yang ada diseputarannya.
"Jadi dalam satu orang PPS tugasnya mendatangi 30 rumah dengan tetap mengedepankan etika. Upayakan jam bertamunya tidak mengganggu aktivitas pemilik rumah, " katanya.
Kata Hasrul, pertanyakan kepada pemilik rumah untuk memastikan apakah C-pemberitahuannya sudah sampai ke tangan bersangkutan atau begaiman, yang kedua terkait dokumen kependudukankannya (KTPel) dan tanyakan di TPS mana mereka terdaftar.
Baca juga:
Emmeril Kahn Mumtadz
|
"Kita tanyakan juga ke pemilih apakah mau datang di TPS menggunakan hak suara ta atau begaimana, " ucapnya.
Selain dari pertanyaan tersebut, Hasrullah menekankan kepada PPS untuk tidak mempertanyakan hal-hal lain atau mengambil gerakan tambahan selain yang diperintahkan.
"Jadi saya minta kepada teman-teman PPS jangan mempertanyakan hal-hal diluar dari ketentuan, " tekannya. (*)